Soft skill merupakan bagian ketrampilan dari seseorang yang lebih bersifat pada “kehalusan” atau sensitifitas perasaan seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya. Dikarenakan soft skill lebih mengarah kepada ketrampilan psikologis maka dampak yang diakibatkan lebih tidak kasat mata namun tetap bisa dirasakan. Akibat yang bisa dirasakan adalah perilaku sopan, disiplin, keteguhan hati, kemampuan kerja sama, membantu orang lain, dsb. Keabstrakan kondisi tersebut mengakibatkan soft skill tidak mampu dievaluasi secara tekstual karena indikator-indikator soft skill lebih mengarah pada proses eksistensi seseorang dalam kehidupannya. Pengembangan soft skill yang dimiliki oleh setiap orang tidak sama sehingga mengakibatkan tingkatan soft skill yang dimiliki oleh setiap orang juga tidak sama. Hal ini dikarenakan proses pengembangan soft skill berjalan linier dengan proses kehidupan seseorang. Proses pengembangan soft skill yang lebih berdimensi abstrak membuatnya tidak dapat dipelajari dalam institusi formal… Bagaimana soft skill dipelajari?
Pembelajaran soft skill yang bersifat abstrak lebih berada pada ranah afektif (olah rasa) dan psikomotor (olah laku). Kondisi ini mengakibatkan kita tidak bisa mendapatkan pelajaran soft skill dari sekolah formal. Soft skill dipelajari dalam kehidupan sosial melalui interaksi sosial. Lantas, bagaimana soft skill dapat dipelajari? Kita dapat mempelajari soft skill melalui pengamatan atas perilaku orang lain dan juga atas refleksi tindakan kita sebelumnya. Dengan kata lain, soft skill bisa kita pelajari melalui proses pengasahan soft skill kita baik dari melihat maupun melakukan sesuatu. Konsep pembelajarannya-pun tidak terikat waktu dan tempat sehingga kita bisa belajar soft skill kapan dan di mana saja selama kita berinteraksi dengan orang lain.
Soft skills yang perlu diasah dapat dikelompokkan ke dalam enam kategori yaitu: keterampilan komunikasi lisan dan tulisan (communication skills), keterampilan berogranisasi (organizational skills), kepemimpinan (leadership), kemampuan berpikir kreatif dan logis (logic and creative), ketahanan menghadapi tekanan (effort), kerja sama tim dan interpersonal (group skills) dan etika kerja (ethics).
Penerapan soft skill
Penerapan soft skill dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dalam banyak hal, salah satunya adalah dalam pekerjaan. Penerapannya dalam pekerjaan terdiri dari 2 ketrampilan penting yaitu ketrampilan mengelola manusia dan ketrampilan mengelola tugas atau pekerjaan. Ketrampilan mengelola tugas atau pekerjaan lebih berdimensi pada multi intelegensi manusia karena untuk menyelesaikan tugas manusia harus mengkombinasikan beberapa keahliannya. Sedangkan ketrampilan mengelola manusia lebih berdimensi secara psikologis, dimana seseorang harus mampu mengelola dirinya sendiri (self management) terlebih dahulu sebelum dapat mengelola manusia yang lain.
.
Pengasahan Soft Skill Melalui Character Building
Salah satu cara mengasah soft skill pada siswa adalah melalui pembelajaran character building di sekolah. Pembentukan karakter menjadi sebuah jalan setapak yang dapat digunakan untuk membentuk insan yang prima sehingga diharapkan dapat memiliki soft skill yang prima pula.
Penerapan character building dalam dunia pendidikan memberikan nuansa lain dalam pendidikan karena indikator evaluasi tidak hanya berbasis pada nilai kognitif melainkan juga pada segi afektif dan bahkan juga psikomotorik siswa. Proses pembelajaran melalui character building pertama kali adalah pengenalan atas good character di dalam kehidupan bermasyarakat. kemudian, setelah siswa mengenal dan memahami good character tersebut maka siswa mengkorelasikannya dengan kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah atau lingkungan di luar sekolah.
Proses pembentukan karakter yang secara perlahan tersebut tidak langsung dapat memberikan stimulus kepada pengasahan soft skill siswa. Sehingga, siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan soft skill yang prima dan berujung pada pembentukan mental individu yang stabil dalam menghadapi tantangan hidup ke depan.
Keberadaan institusi formal seperti sekolah lebih cenderung hanya sebagai media yang paling kondusif untuk mengasah keahlian soft skill seseorang. Hal ini dikarenakan soft skill dipelajari melalui interaksi dengan orang lain dan bagaimana seseorang menghadapi permasalahan dalam kehidupannya. Pembelajaran soft skill dapat dimulai ketika seseorang masih anak-anak. Hal ini dikarenakan masa anak-anak merupakan masa yang paling mudah dalam membentuk blue print bagi pengembangan psikologis seseorang. Walaupun, karakter seseorang bisa berubah secara otodidak. Namun, orang tersebut harus memiliki kesadaran penuh untuk berubah, kemauan dan usaha yang keras sekali.
SUMBER: Oky Goes Blog (Oky Zainal Fahmi)
Dari tulisan diatas saya menyimpulkan:
Soft skill adalah ilmu yang harus didapatkan oleh generasi muda Indonesia.Karena didalamnya mahasiswa dituntut untuk tidak hanya mendapatkan gelar setelah selesai kuliah tetapi juga mempunyai keahlian yang berguna didunia kerja saat ini maupun di masa depan .Saat ini Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga akibat kurangnya kesadaran untuk menerapkan soft skill sebagai ketrampilan mengelola manusia dan ketrampilan mengelola pekerjaan. Agar keseimbangan dapat tercapai.
Demikian kesimpulan dari saya tentang softskill yang saya baca atas perhatian Ibu Dosen ilmu sosial dasar saya ucapkan terima kasih
NAMA : JAYADI
NPM : 19110647
KELAS : 1KA25
JURUSAN :S1 SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar